Yang kita dapati dalam kitab Shahih Bukhari misalnya, Aisyah
meriwayatkan lebih dari 2000 hadits dari Nabi. Namun bandingkan dengan
siti Khadijah yang hidup bersama Nabi, satu-satunya istri Nabi selama 25
tahun dan ada 10 tahun disaat Muhammad telah diangkat menjadi Nabi,
dalam shahih Bukhari hadits yang beliau riwayatkan tidak lebih dari 25
buah hadits. Menurut kamu ada apa ini? Mengapa periwayatan dari siti
Khadijah disensor sedemikian rupa?.
Hari
wafat Siti Khadijah hanya berselang beberapa hari dengan wafatnya Abu
Thalib paman dan pelindung Nabi Saw. Karena kepergian dua orang yang
begitu dikasihinya, Nabi menyebut tahun kesepuluh bi'tsat sebagai tahun
kesedihan.
Namun
berlepas dari musibah yang menimpa Rasulullah dengan kepergian istri
terkasihnya dan paman yang sangat dicintainya, musibah turut pula
menimpa kaum muslimin dengan adanya penyelewengan sejarah berkenaan
dengan kehidupan dua kekasih Rasulullah tersebut dan perannya dalam
penyebaran Islam. Abu Thalib oleh rekayasa sejarah disebut mati dalam
keadaan kafir, sementara siti Khadijah dikecilkan keberadaannya.
Berikut
adalah wawancara wartawan ABNA dengan Hujjatul Islam wa Muslimin Ustad
Najmuddin Tabasi, pakar sejarah Islam yang bermukim di Qom Iran yang
akan membeberkan fakta-fakta sejarah yang sengaja disembunyikan
berkenaan dengan keutamaan Hadhrat Khadijah yang hari kesepuluh Ramadhan
ini kita peringati syahadahnya.
ABNA:
Malam Ini, malam kesepuluh Ramadhan dan malam yang dikenal dalam tarikh
Islam sebagai malam wafatnya Ummul Mukminin Hadhrat Khadijah Kubra
(sa). Bolehkan anda menyampaikan, apa yang dirasakan dan dilakukan Nabi
dan putrinya Az Zahra pada malam itu?
-Bismilllahirrahmanirrahim.
Almarhum Syaikh Haji Abbas Qomi meriwayatkan dalam kitabnya Hadhrat
Khadijah dimalam ia hendak berpulang, ia berkata kepada Rasulullah Saw
suaminya tercinta, "Ya Rasulullah, saya hendak menyampaikan beberapa hal
kepadamu. Pertama, maafkan saya karena keterbatasan pengetahuanku
tentangmu sehingga saya sering memperlakukanmu tidak selayaknya,
pengabdianku padamu banyak cela dan cacatnya." Nabi menanggapi,
"Tidaklah demikian istriku. Kamu telah melakukan semua yang semestinya
kamu lakukan."
Siti
Khadijah melanjutkan, "Yang kedua, dengan kepergianku putri kita akan
mejadi yatim. Saya amanahkan putri 3 tahun ini untuk anda jaga
baik-baik."
"Yang
ketiga, saya malu menyampaikan langsung kepadamu. Dengan penuh rasa
hormat, saya meminta kepadamu ya Rasulullah, bawa putriku kesini dan
biarkan kami berdua, aku hendak menyampaikan satu hal padanya yang
kemudian disampaikannya kepadamu." Nabi memenuhi permintaan istrinya
tersebut. Dibawanya Fatimah disisi istrinya itu. Lalu meninggalkan
mereka berdua. Fatimah mendekatkan telinganya ke bibir bunda
tercintanya. Dengan kekuatan yang tersisa siti Khadijah berkata,
"Anakku, sampaikan kepada ayahmu. Saya telah menyerahkan semua yang saya
miliki untuk perjuangan di jalan Islam, sampai saya tidak lagi memiliki
uang yang tersisa untuk membeli kain kafan. Saya takut dengan azab
kubur, saya ingin pakaian yang ayahmu kenakan digunakan sebagai
pengganti kain kafan untuk membungkus jasadku sehingga saya bisa aman
dari siksa kubur."
Siti
Fatimah menyampaikan permintan ibunya tersebut kepada Nabi. Dengan
penuh rasa sedih, Nabi Saw menyanggupinya. Namun tiba-tiba Malaikat
Jibril as datang dan berkata, "Allah Azza wa Jalla berfirman, karena
Khadijah telah mengorbankan dan mempersembahkan semua harta yang
dimilikinya di jalan-Ku, maka sudah selayaknya Kami berikan padanya kain
kafan." Demikianlah, sesaat setelah wafatnya, jasad mulia Siti Khadijah
dibungkus dengan kain kafan yang berasal dari surga. Nabi Saw tetap
memenuhi permintaan istrinya. Beliau mendirikan shalat malam dan
menghadiahkan pahala-pahala ibadahnya untuk istrinya. Dengan demikian,
siti Khadijah dibungkus dengan dua kain, kain dari surga dan kain dari
pakaian Rasulullah, kemudian dimakamkan dengan penuh pemuliaan.
Menurut
Kantor Berita ABNA, malam kesepuluh Ramadhan ditahun kesepuluh bi'tsat
adalah malam penuh duka cita bagi Rasulullah Saw. Malam telah
berpulangnya istri terkasih beliau yang telah menemani kehidupannya
selama 25 tahun, Hadhrat Khadijah Kubra (sa). Perempuan yang dalam
catatan sejarah disebut sebagai perempuan pertama yang memeluk agama
yang dibawa Nabi dan mengorbankan banyak hartanya dalam upaya penyebaran
Islam.
ABNA: Dengan adanya persembahan Ilahi itu, apa hal itu menunjukkan ketinggian derajat Siti Khadijah?
-Iya.
Hadhrat Khadijah adalah seseorang yang memiliki keutamaan yang sangat
besar. Jika seseorang meninggal dunia, maka Nabi mengenang kematiannya
di hari pertamanya, di hari ketujuhnya, dihari keempat puluhnya, namun
ketika siti Khadijah meninggal dunia, Nabi menyatakan kesedihannya
sepanjang tahun sampai menyebut tahun wafat siti Khadijah sebagai tahun
kesedihan.
Siti
Khadijah adalah perempuan pertama yang menyatakan keimanan terhadap
aqidah yang dibawa Nabi. Beliaupun telah mengorbankan semua hartanya di
jalan Islam sampai kemudian tidak ada yang lagi tersisa hatta untuk
membeli kain kafan sekalipun. Dan kami katakan, perempuan teragung
setelah siti Fatimah as adalah siti Khadijah sa.
ABNA:
Mungkin karena besarnya keutamaan yang dimiliki siti Khadijah itulah
yang kemudian dijadikan kebanggaan oleh Maksumin as dalam berhadapan
dengan para musuh-musuhnya, bahwa mereka adalah putera-putera Khadijah?
-Iya.
Mereka setelah memperkenalkan diri sebagai putera Fatimah mereka as
juga menyebut diri sebagai putera-putera Khadijah sa. Para Aimmah maksum
diri mereka sendiri sebenarnya adalah cahaya yang memiliki maqam yang
sangat agung dan tinggi dan tidak ada orang biasa yang menyamai maqam
mereka namun untuk mereka, mereka tetap menjadikan siti Khadijah sebagai
kebanggaan dan sebuah keutamaan menjadi keturunannya.
ABNA:
Banyak syubhat yang berkenaan dengan berapa usia Siti Khadijah saat
menikah dengan Nabi. Dari penelitian dan pengkajian anda, diusia berapa
siti Khadijah menikah dengan Nabi?
-Mengenai
usia beliau tidaklah penting. Yang penting adalah peran beliau dalam
penyebaran Islam. Namun karena anda mempertanyakan, maka saya katakan,
selama ini ada manipulas sejarah yang terus dipelihara dan disebarkan.
Siti Khadijah diperkenalkan sebagai perempuan tua yang menikah dengan
Muhammad muda. Meninggalnya pun disebutkan karena termakan usia. Namun
bukan itu yang sebenarnya.
ABNA: Yang benar seperti apa?
-Yang
benar menurut saya dan itu yang terkuat adalah usia beliau ketika
menikah dengan Nabi dibawah 30 tahun, bukan 40 tahun. Azd Dzahabi, salah
seorang ahli hadits Ahlus Sunnah menyatakan, usia siti Khadijah ketika
menikah dengan Nabi berusia 28 tahun. Tidak berbeda dengan hasil tahkik
yang saya temukan, diriwayatkan dari Ibnu Abbas usia beliau dibawah 30
tahun. Sebagian lagi mengatakan usianya masih 25 tahun. Namun rekayasa
sejarah usia beliau disebut 40 tahun, dikenal sebagai janda tua yang
tidak menarik lagi.
ABNA: Apa keuntungannya jika disebut Siti Khadijah usianya 40 tahun kala itu?
-Inilah
yang disayangkan, sepanjang sejarah musuh-musuh Islam dengan gigih
menyebarkan kedustaan tersebut. Sampai pada tingkat, hadits-hadits
keutamaan Ahlul Bait disingkirkan dan tidak diperkenalkan secara massif
sebagaimana hadits-hadits keutamaan sahabat dikaji dan disampaikan. Kaum
muslimin diperhadapkan oleh perbandingan siti Khadijah yang tua dengan
Aisyah yang masih muda dan cerdas. Nabi dikatakan menikah dengan
Khadijah janda tua, dan bocah perempuan yang masih berusia dibawah 9
tahun –pendapat masyhur 7 tahun- yang saat dinikahi Nabi masih gemar
bermain dengan bonekanya. Bukankah kesenjangan itu akan menjadi lelucon
bagi musuh-musuh Islam?.
ABNA:
Masyarakat Barat sampai saat ini menyebut pernikahan Nabi dengan Aisyah
diusianya yang masih sangat muda sebagai titik kelemahan Islam. Benar
begitu?
Menurut
Kantor Berita ABNA, malam kesepuluh Ramadhan ditahun kesepuluh bi'tsat
adalah malam penuh duka cita bagi Rasulullah Saw. Malam telah
berpulangnya istri terkasih beliau yang telah menemani kehidupannya
selama 25 tahun, Hadhrat Khadijah Kubra (sa). Perempuan yang dalam
catatan sejarah disebut sebagai perempuan pertama yang memeluk agama
yang dibawa Nabi dan mengorbankan banyak hartanya dalam upaya penyebaran
Islam.
-Iya.
Jika kita memperhatikan dan menganalisa catatan sejarah secara seksama
usia Aisyah tidak semuda itu. Kembali Adz Dzahabi menyatakan, Asma
saudara perempuan Aisyah pada malam hijrah berusia 27 tahun. Selisih
umur Asma dan adiknya Aisyah 10 tahun. Jadi usia Aisyah pada malam
hijrah 17 tahun. Dan pada saat hijrah itu, Nabi belum menikahi Aisyah,
melainkan beberapa tahun setelah hijrah. Yaitu usia pernikahannya dengan
Nabi sekurang-kurangnya 19 tahun. Namun sebagian pihak secara gigih
mengatakan usianya jauh lebih muda dari itu sementara usia siti Khadijah
ditambahkan sehingga tampak terhitung perempuan tua.
ABNA: Mengapa sampai rekayasa itu terjadi?
-Banyak
alasan yang bisa dikemukakan. Diantaranya adalah rekayasa Bani Umayyah.
Kita tahu Bani Umayyah diawal penyebaran Islam berada dalam posisi
sebagai musuh. Mereka berperang melawan Nabi dan kaum muslimin sampai
akhirnya takluk dan menyerah saat fathul Makah. Pasca Fathul Makahpun
tidak sedikit dari mereka yang termasuk golongan munafikin yang hendak
merusak Islam dari dalam. Karenanya sesuatu yang bisa diduga ada upaya
dari mereka yang tidak henti-hentinya untuk menciderai Islam. Ada dua
jenis Islam yang hidup saat Bani Umayah yang berkuasa atas kaum
muslimin. Islam Muhammadi sebagaimana Islam yang diusung siti Khadijah
dan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib yang menjadi penyokong dan
pendukung setia dakwah Nabi dan Islam Umawi yang disponsori Muawiyah dan
Marwan. Dimasa kekuasaan Bani
Umayyah urusan kaum muslimin ditangan mereka. Mereka punya kuasa penuh
atas versi sejarah Islam yang harus beredar ditengah masyarakat. Mereka
banyak melakukan manipulasi terhadap sejarah generasi awal, bukan hanya
berkenaan dengan siti Khadijah melainkan juga istri-istri Nabi yang lain
termasuk Ummu Salamah. Menurut kami, Ummu Salamah berada pada posisi
kedua sebagai istri terbaik Nabi setelah Siti Khadijah. Namun
diceritakan semua kecintaan dan perhatian Nabi seakan tertumpu dan
terfokus hanya pada Aisyah, semua keutamaan ada pada Aisyah, keilmuan,
kecerdasan, kecantikan, usia yang muda dan seterusnya. Bahkan secara
ekstrim mereka memposisikan Nabi tidak berlaku adil terhadap
istri-istrinya yang lain, karena lebih mengutamakan Aisyah. Apakah
–nauzubillah- seseorang yang tidak bisa menegakkan keadilan dalam rumah
tangganya mampu menegakkan keadilan dalam masyarakat?.
Oleh
karena itu, kelompok Islam Umawi dan para pendukung mereka, mengecilkan
peran dan posisi siti Khadijah, Imam Ali dan Sayyidah Fatimah dengan
menyebarkan riwayat-riwayat palsu yang dengan itu akan mengokohkan
kepentingan mereka.
ABNA: Argumentasi lain yang bisa diberikan?
-Satu
hal lain yang patut ditekankan adanya pernyataan kerinduan Nabi kepada
Khadijah yang disampaikan berkali-kali dan terbuka. Diantara sabdanya,
"Khadijah mempercayaiku disaat yang lain menolak dakwahku, disaat
Khadijah mengimani apa yang kubawa, kamu dan ayahmu justru memerangiku."
Menurut Ibnu Abi al Hadid dan ulama besar Ahlus Sunnah lainnya
menyatakan bahwa perkataan Nabi tersebutlah yang menimbulkan kedengkian
dihati Muawiyah.
Keistimewaan
lainnya siti Khadijah adalah beliau satu-satunya istri yang memberikan
Nabi keturunan yang mampu hidup lebih lama sampai mempunyai keturunan,
yaitu Siti Fatimah az Zahrah. Asbabun Nuzul turunnya surah al Kautsar
berkenaan dengan lahirnya Sayyidah Fatimah tersebut. Siti Khadijah juga
dikaruniai cucu, imam Hasan dan Husain yang keduanya adalah penghulu
pemuda di surga. Keutamaan itulah yang tidak dimiliki yang lain.
ABNA: Apakah dengan lebih banyaknya riwayat dari Aisyah dalam literatur Ahlus Sunnah juga menunjukkan adanya tujuan tersebut?
Menurut
Kantor Berita ABNA, malam kesepuluh Ramadhan ditahun kesepuluh bi'tsat
adalah malam penuh duka cita bagi Rasulullah Saw. Malam telah
berpulangnya istri terkasih beliau yang telah menemani kehidupannya
selama 25 tahun, Hadhrat Khadijah Kubra (sa). Perempuan yang dalam
catatan sejarah disebut sebagai perempuan pertama yang memeluk agama
yang dibawa Nabi dan mengorbankan banyak hartanya dalam upaya penyebaran
Islam.
-Bayangkan,
Siti Khadijah bersama Nabi selama kurang lebih 25 tahun. 15 tahun
sebelum bi'tsat dan 10 tahun pasca bi'tsat. Sementara Aisyah hidup
bersama Nabi ada berapa tahun?. Nabi menikahi Aisyah tahun kedua
Hijriyah dan wafat awal tahun 11 H, jadi hidup bersama Nabi sekitar 8
tahun. Dan juga Nabi saat itu tidak setiap hari bersama Aisyah, sebab
juga memiliki istri-istri yang lain, yang bahkan bila dikumpulkan, bisa
jadi untuk satu tahun penuhpun Nabi tidak selalu bersama Aisyah. Jika
satu tahun itu, dalam satu hari Aisyah meriwayatkan satu hadits dari
Nabi, maka akan ada 365 hadits dari periwayatan Aisyah, jika dua hadits
perharinya ada 730 hadits dan jika 3 hadits perhari ada 1095 hadits.
Namun yang kita dapati dalam kitab Shahih Bukhari misalnya, Aisyah
meriwayatkan lebih dari 2000 hadits dari Nabi. Namun bandingkan dengan
siti Khadijah yang hidup bersama Nabi, satu-satunya istri Nabi selama 25
tahun dan ada 10 tahun disaat Muhammad telah diangkat menjadi Nabi,
dalam shahih Bukhari hadits yang beliau riwayatkan tidak lebih dari 25
buah hadits. Menurut kamu ada apa ini? Mengapa periwayatan dari siti
Khadijah disensor sedemikian rupa?. Tentu kita tidak mengatakan yang
melakukan semua rekayasa ini adalah siti Aisyah, melainkan orang-orang
setelah beliau. Yaitu dimasa kekuasaan Bani Umayyah.
ABNA: Dalam kitab-kitab hadits Syiah sendiri bagaimana? Apa periwayatan dari Siti Khadijah ada?
-Dalam
kitab-kitab Syiahpun demikian, dalilnya, jika ulama-ulama hadits kita
bersikeras untuk tetap meriwayatkan hadits melalui periwayatan Ahlul
Bait khususnya siti Khadijah dan Sayyidah Fatimah maka kitab-kitab
mereka akan dibakarnya, ulama dibunuhi dan sebagainya. Mengapa itu bisa
terjadi? Pemerintahan dalam penguasaan mereka, dan itu sangat
memungkinkan terjadi.
ABNA:
Bisa jadi dalihnya seperti ini, siti Khadijah ketika bersama Nabi
hidupnya di Mekah disaat kaum muslimin berada dibawah tekanan dan saat
itu kondisi umat Islam masih lemah, sementara tidak demikian dengan masa
Aisyah, bersama Nabi di Madinah dan dalam kondisi aman dan Islam
memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk tersebar, sehingga masyarakat
Islam saat itu bisa dengan mudah mendapatkan periwayatan hadits melalui
Aisyah. Bagaimana menurut anda?
Menurut
Kantor Berita ABNA, malam kesepuluh Ramadhan ditahun kesepuluh bi'tsat
adalah malam penuh duka cita bagi Rasulullah Saw. Malam telah
berpulangnya istri terkasih beliau yang telah menemani kehidupannya
selama 25 tahun, Hadhrat Khadijah Kubra (sa). Perempuan yang dalam
catatan sejarah disebut sebagai perempuan pertama yang memeluk agama
yang dibawa Nabi dan mengorbankan banyak hartanya dalam upaya penyebaran
Islam.
-Jika
mereka berargumentasi seperti itu, maka kami tanyakan kepada saudara
kami Ahlus Sunnah, lantas dimana periwayatan dari Sayyidah Fatimah as?.
Beberapa pendapat sejarahwan Ahlus Sunnah menyebutkan sayyidah Fatimah
wafat diusia 28 tahun, 6 bulan kemudan setelah wafatnya Nabi. Jadi
beliau tinggal bersama Nabi 27 tahun 6 bulan. Sebut saja jika dalam 1
tahun Sayyidah Fatimah hanya meriwayatkan 1 hadits dari Nabi, maka
tentunya setidaknya ada 28 hadits dalam kitab mereka. Namun bisakah anda
menemukan ke 28 hadits itu?. Atau sebut saja 1 hadits dalam 2 tahun,
maka ada setidaknya 14 hadits. Dalam kitab paling mu'tabar mereka,
tunjukkan saya ke 14 hadits itu.
Anda
tidak akan bisa menemukan 14 hadits ataupun separuhnya dalam kitab
Sahih Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan oleh Sayyidah Fatimah az
Zahrah. Dalam shahih Bukhari hanya 1 hadits dari Sayyidah Fatimah.
Apakah mungkin putri Nabi sepanjang usianya hanya meriwayatkan satu
hadits dari ayahnya?. Dalam kitab mu'tabar Ahlus Sunnah, hanya dalam
Musnad Ahmad yang meriwayatkan 8 hadits, yang lima riwayat diantaranya
berkenaan dengan Fatimah bukan dari Fatimah. Berarti dalam Musnad Ahmad
pun riwayat dari Fatimah hanya ada 3 hadits.
Bayangkan
dari istri paling utama Nabi dan dari putrinya, hadits yang dinukilkan
dari keduanya bisa dihitung jari, sementara dari yang lain sampai ribuan
hadits. Inilah yang membuat tugas kita menjadi sangat berat.
ABNA: Atas penyampaian dan kesempatan yang anda berikan, kami ucapkan terimakasih.